
--Jerami sekarang hanya dibakar setelah tidak digunakan, namun dapat bernilai lebih menjadi biofuel. yang ramah akan lingkungan tentunya. Terobosan tersebut telah dilirik produsen ethanol di China. Apalagi, sebagai salah satu negara terbesar, setiap tahun sekitar 230 juta ton batang jerami dibuang begitu saja. Tiga fasilitas pengolahan jerami menjadi biofuel telah dibangun sampai saat ini.
--Namun, untuk mengolah jerami bukan hal yang mudah. Batang jerami yang kaya selulosa tidak mudah terurai bakteri yang biasa dipakai dalam proses pembuatan biomassa. Para peneliti memanfaatkan larutan alkali sodium hidroksida untuk melunakkannya sebelum proses fermentasi atau peragian.
--Metode yang sama sebenarnya juga sudah digunakan untuk memproduksi ethanol di lebih dari 30 negara. Namun, bahan yang diolah adalah tebu, jagung, dan kedelai yang notebene merupakan sumber pangan utama manusia, bukan bahan buangan.
--Sementara di China, jerami diolah agar menghasilkan biogas. Penggunaan larutan tersebut telah terbukti meningkatkan produksi campuran gas methan dan karbon dioksida hingga 65 persen. Residu atau sampah olahannya juga bermanfaat sebagai kompos.
--Pilot proyek tiga pabrik dibiayai sepenuhnya oleh Pemerintah China melalui Program Riset dan Pengembangan Teknologi Tinggi. Sebagai negara agraris penghasil padi, bukankah teknologi semacam ini sangat tepat di Indonesia daripada menggunakan singkong atau kelapa sawit.
--Yah, walaupun begitu, ini Indonesia telah berupaya secara maksimal. Dan berita ini bisa menjadi referensi yang tepat untuk kemajuan tekhnologi Indonesia nantinya.
Sumber : Kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar